Jika ada sesuatu yang membuatku ingin terus hidup, itu adalah dia.Dia yang biasa, tak tampak luar biasa dalam pandangan sebagian besar orang. Seseorang yang hilang, mengirimkan sebuah sinyal dan pesan padaku di suatu malam. Kebaikan hanya dapat dirasakan dalam hati. Ingin kutambahkan juga, mungkin sebuah ketulusan. Sayang, jika aku boleh menyebutnya dengan panggilan demikian. Selalu dan terus aku ingin memanggilmu dengan sebutan yang paling indah. Walau jauh terasa, luput dari pandangan, biarkan aku hidup dengan tetap memanggilmu panggilan tersayang. Entah darimana kuharus mengingat, bahwa kita begitu indah. Membuka album lama yang masih saja kusimpan.
Aku kembali meraba, dimanakah dia, sesuatu yang paling disayang. Jika aku dianggap gila, aku tak lagi hiraukan. Sebab mengingat dan tersenyum untuk satu ingatan adalah hal penting yang harus kulakukan saat ini. Sayang, aku masih ingin hidup jika DIA yang punya KUASA memberikan. Aku masih ingin tersenyum walau dengan keperihan. Masih bisa kutahan sebab kuyakin dia masih selalu ada. Walau jauh dari pandangan,sentuhan, dan rengkuhan, biarkan aku untuk bisa terus mengingat.
Biarkan dia menemaniku walau dalam buaian dan mimpi2 indah tetang manisnya kehidupan. Tentu aku tak sedang bernyanyi. Aku hanya sedang mengingat kembali, berucap syukur bahwa dia masih menyelipkan keindahannya buatku di sudut mata. Apatah yang membuatku bisa tertawa walau kerongkongan terasa tak enak dan lidah kelu tak terhingga.
Jika saja masih boleh dan diizinkan, biarkan aku menyimpannya dalam lembaran yang tak tampak oleh kebanyakan orang. Sadar atau tidak sadar, diakah Tuhan? Kekasih hatiku, pelipur lara?
Melalui diakah kau titipkan setitik darah dan sebotol O2 agar aku bisa terus bertahan? Aku tidak ingin lihat kematian ketika harus menemanimu berjalan melewati bangsal-bangsal. Sebab kau adalah cinta yang harus terus hidup dalam lorong-lorong waktu kehidupan. Aku semakin lelah, bahkan teramat penat. Mengingatmu adalah membiarkan kepalaku bersandar pada dadamu dan direngkuh oleh tangamu. Sesekali kita mainkan jari untuk berhitung. Sudah berapa lama kita tidak menikmati hari berdua saja? Sayang, sementara anak-anak juga berhitung dengan jari-jari tangan dan kaki mereka. Mereka mencari kita, bertanya, sedang apakah kita?
Sayang, titik air mata ingin kuseka dari pipimu dengan lembut. Aku sisipkan tissue di balik saku bajumu dan kusimpan dalam tas kecilku. Aku juga ingin kau selalu ingat untuk terus menyeka keringat jika kerja membuatmu teramat letih.
Sayang, masihkah kau ada dalam ingatanmu? Aku masih rindu padamu, selalu, entah sampai kapan. Jika aku ingin anak-anak di surga bersamaku, aku ingin kau pun ada disana. Surga rumah kita, dimana TUHAN membiarkan air sungai yang jernih, mengalir dengan tenangnya. Memberikan anak-anak susu yang segar dari tempat yang tidak membuat mereka kesakitan. Membiarkan buah dan sayur tumbuh dan hidup. Sayang, buah kukupas agar bisa dirimu makan dan nikmati kesegarannya. Sayur kuracik agar kau selalu makan dengannya. Aku ingin kau selalu sehat sebab kau masih selalu ingin aku hidup. Kau membiarkan ingatanku kembali pulih bahwa aku pernah hidup bersamamu pada suatu waktu yang aku tak jelas waktunya. Sayang,adakah dirimu yang pernah menyebutku dengan panggilan terbaik? Aku coba kembali buka telinga, membersihkannya.
Malam ini, aku coba kembali melihat wajahmu di masa lalu, merabanya. Adakah pandanganku semakin jelas? Aku sangat merindukanmu, walau dalam doa. Aku sayang kamu, selalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar