site meter

Kamis, 15 April 2010

One Spirit, One Nation, One Currency, Why Not?

One Spirit, One Nation ... tertulis indah pada pesta blogger 2009. Nyanyian Indonesia Raya dan hadirnya Menkominfo Tifatul Sembiring semakin menguatkan semangat Pesta Blogger ini. Saya yang ikut dalam acara tersebut juga larut dalam suasana tersebut. Namun, entah kenapa, tiba-tiba terbersit dalam hati dan pikiran saya saat itu, rasanya terasa lebih mantap dan gagah jika one currency juga ditambahkan atau disematkan disana.

Mengapa one currency?

Perseteruan tentang currency adalah atraksi kepongahan tak henti pada milenium ini. Masih ingatkah kita akan kelakuan George Soros yang mengobok-obok harga diri Indonesia hingga melengserkan almarhum Pak Harto dari singgasananya? Apa yang ditawarkan Soros? Kepongahan atas US Dollar!!

Uni eropa melawan neo-imperialisme ini dengan mengeluarkan euro. Jadilah selanjutnya USD - Euro bertarung di pasar mata uang. Diingat-ingat, kasian juga anak-anak! Mereka terpaksa harus menghapal mata uang 150 negara di dunia atau lebih (coba cek lagi buku pintarnya Iwan Gayo untuk hal ini.

Sama seperti kelelahan saya dan teman-teman masa SMP dulu yang harus mengikuti cerdas cermat P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila), menghapal soal-soal dan jawabannya. Tidak boleh salah! Kalo salah, totttt , bel dipencet. Gagal! Itu namanya cerdas cermat.

One Currency, menawarkan solusi untuk segera menghentikan perseteruan ini ... Sepertinya, harus dicek lagi!