site meter

Jumat, 05 Februari 2010

Membunuh "Mitos" Nyi Roro Kidul

Suatu saat, seorang yang mengaku dari Citibank menelpon saya. Saya saat itu berada di Depok. Memang saya sempat memiliki satu kartu Citibank Cash Back atas nama saya yang saya pakai untuk "modal" usaha.
"Ibu, mau liburan ke Pelabuhan Ratu?"
Siapa yang gak mau. Berlibur di Pantai Selatan yang katanya indah itu.
"Ibu bisa membawa empat anggota keluarga, satu kamar hotel akan disiapkan atas nama Ibu. Konon katanya kamar itu adalah kamar yang dimiliki oleh Nyi Roro Kidul." Aha.

Tapi saya tidak dijelaskan bagaimana saya bisa sampai kesana bersama empat anggota keluarga saya. Duitnya kagak ada! Kok nawarin program yahud nanggung amat yak?

Saya teringat kembali soal Nyi Roro Kidul. Benarkah ia penunggu Pantai Selatan atau wanita cantik yang kerjanya mengganggu para pria muda? Kalau memang benar begitu, saya ingin bertemu dengannya:)

Nyi Roro Kidul disebut sebagai mitos atau legenda. Apakah itu? Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari Indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri. Jadi kesimpulannya, Nyi Roro Kidul hanyalah sebuah cerita !

Masalahnya sekarang, cerita itu mau kita hentikan atau disudahkan saja?

Emas Ya Menjadi UANG

Kalau kertas harus menjadi buku, dimanakah uang? Coba kita buka-buka lagi kitab suci. Itu bukti yang sangat autentik. Apa katanya?

Lihat wikipedia! Suatu benda dapat dijadikan sebagai "uang" jika benda tersebut telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Pertama, benda itu harus diterima secara umum (acceptability). Agar dapat diakui sebagai alat tukar umum suatu benda harus memiliki nilai tinggi atau —setidaknya— dijamin keberadaannya oleh pemerintah yang berkuasa. Bahan yang dijadikan uang juga harus tahan lama (durability), kualitasnya cenderung sama (uniformity), jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah dipalsukan (scarcity). Uang juga harus mudah dibawa, portable, dan mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility), serta memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).

Dari persyaratan di atas, hanya EMAS yang memenuhi persyaratan untuk menjadi Currency! Ya, CURRENCY!

Kertas harus Menjadi Buku

Masih menonton TV? Apa yang ada disana? Sudah tuntaskan drama Century? Masihkah kerbau dijadikan tokoh di film yang berjudul POLITIK? Saatnya kerbau diajak kembali ke sawah. Dia sudah cukup penat memangku tugas sebagai pembajak sawah. Sawah tempat kita menanam padi, setelah panen menjadi beras lalu itu kita tanak menjadi nasi.

Apa persoalan kita sesungguhnya? Sungguhkah Gedung Nusantara yang demikian megah itu dan terletak di Senayan Jakarta dapat menyelesaikan msalah yang kita sebut hari demi hari kian berat.Ayo, sekarang kita bicara Politik!

Coba periksa daftar Pustaka Anda, temukan buku Miriam Budiarjo disana. Apa yang disebut politik? Secara sederhana, politik adalah segala usaha yang dilakukan orang untuk mendapatkan kekuasaan. Untuk tujuan itulah, partai politik dibuat. Partai politik terus dibuat untuk "melanggengkan" kekuasaan. Apa yang didapat? UANG!

UANG yang diperebutkan, jelas uang KERTAS atau sebut uang FIAT yang belum juga berhenti pencetakannya oleh negara. Padahal jika hanya ingin mendapatkan sekedar uang, masukkan saja uang yang ada ke bisnis-bisnis investasi seperti money changer. Anda akan dapatkan keuntungan dari sana. Daripada dipakai untuk dana kampanye atau memuluskan jalan menuju orang NUMBER ONE, sebab kelak Anda akan "diturunkan":)Lihat saja Pak Harto, Habibie, Gus Dur hingga SBY. Emangnya enak?

Namun, itu juga belum menjawab persoalan jika uang tetap saja dipahami sebagai uang kertas. Kertas, dari zaman dulu sampai sekarang fungsinya adalah bahan untuk membuat buku. Buku itu wajib harus selalu ada selama peradaban mau terus dipertahankan. Sebab buku adalah jendela kita untuk melihat dunia. Jika kertas tidak diletakkan pada fungsinya ini, habislah kita. Bencana tidak akan berhenti sebab kita menolak hakikatnya. Kertas harus menjadi buku bukan menjadi UANG.