site meter

Minggu, 31 Januari 2010

Hikayat Prang Sabil

Saya tidak ingin menerjemahkannya dalam bahasa Indonesia. Rasanya sudah cukup indah, ditulis dan dibaca dalam bahasa aslinya. Selamat menikmati!


Subhanallah Wahdahu Wabihamdihi
Khalikul Badri Walaili Azza Wajalla
Ulon Pujoe Po Sidroe Po Syukur Keu rabbi Ya Aini
Keu Kamoe Neubri Beusuci Atjeh Mulia

Tajak Prang Musoh Beuruntoh Dum Sitree Nabi
Nyang Meu Ungki Keu Rabbi Keu Po Yang Esa
Meuso Han tem Prang Cit Malang Cilaka Tuboh Rugo Roh
Syuruga Tan Roeh Rugoe Roh Balah Neuraka

Meuso Nyang Tem Prang Cit Meunang Meutuah Tuboh
Syuruga that Roeh yang Leusoh Geubri Keugata
Lindong Gata Sigala Nyang Mujahiddin Nursalin
Jeut-jeut Mukim Ie Kalim Atjeh Mulia

Nyang Meubahagia Seujahtera Syahid Dalam Prang
Allah Pulang Dum Dayang Budiadari
Hoka Siwah Sirawah Syahid Dalam Prang dan Seunang
Geu peurab Rijang Peutameung Syuruga Tinggi

Budiadari meuruti Geudeung Geupandang
Geu Cut Abang Jak Meucang dalam Prang Sabi
Hoeka Judo Rakan Eu Syahid dalam Prang dan seunang
Geu Peurab Rijang bak Cut Bang Saleem Lee Jibril

Assalamualaikum alaikum Teungku Meutuah
Katroeh Neu Langkjah Neu langkah Neuwoe Bak Kamoe
Amanah Nabi ya Nabi Hana neu Ubah Neu Ubah
Syuruga Indah Ya Allah Pahla Prang Sabi

Urueng Binoe lah Binoe Bek Takheun Matee
Beuthat Beu Tanle ya Allah Nyaweung Lam Badan
Beutasare Keunong Lah Keunong Seunjata Kapphe Lah Kaphe
Keunan Datang Le ya Allah Po Muda Seudang

Urueng Binoe Lah Binoe Geumoe Meukiyam
Aneuk Jak Lamprang Peutimang Amanah nabi
Meubek tatakot taseuroet Ancuk Seunapan Bangsawan
Aneuk Meuriam Ya Allah Ata Si Pai

Jimah Kipaih Lah Kipaih Saboh Bak Jaroe
Di Preh Judo Woe Ya Allah Dalam Prang Sabi
Geucok Disinan Ya Allah Geuba Ue Dalam Ue Dalam
Geupeuduk Sajan Lah Sajan Ateuh Kurusi

Ija Pute Lah Puteh Geusampoh Darah
Ija Mirah Ya Allah GeuSampoh Gaki
Rupa Geu Puteh Lah Puteh Sang-sang Bulen trang di Awan
Watte Ta Pandang Ya Allah Seunang Lam Hatee

Darah Nyang hanyi Lah hanyi Gadeh Di Badan
Geuboh Le Tuhan Ya Allah Ngeun Minyeuk Kasturi
Di Kamoe Atjeh Ya Allah Darah Peujuang-Peujuang
Neubri Beu Manyang ya Allah Atjeh Mulia

"COIN", a symbol !

Saya datang ke Pesta Blogger 2009. Ajang ngumpul para blogger. Orang-orang yang suka nongkrong di blog-nya google. Jadilah mereka disebut blogger. Bloggerian. Maniak.

Riuh rendah suara. Nyanyi. Talk show. Benar-benar pesta. Besar. Perhelatan akbar. Bukan pemakzulan. Kalau untuk kata itu saya tidak mengerti maksudnya. Saya baru membacanya, pagi ini, di TV ONE.

Seorang anak kecil. Masih bayi. Sakit. Bilqis, namanya. 1 M dana untuk Bilqis. Satu koin cinta. Kampanye bersama. Sumbang untuk Bilqis. Saya tidak bisa menjelaskan apa tepatnya sakit yang diderita Bilqis. Hanya yang jelas, Bilqis butuh kehidupan. Dia masih bernafas. Tangannya masih bergerak-gerak, walau harus memangku bantalan kecil. Entah untuk apa.

Bilqis, andai saja bisa cerita di layar TV ONE, tentu kita akan kaget. Kok jadi kayak Nabi Isa ya? Kecil-kecil sudah bisa bicara?

Kalau saja saya bisa menjadi penyambung lidah Bilqis. begini kira-kira Bilqis akan ngomong,
"I am baby. My parent gave me a name, Bilqis. Not Balqis. Balqis is Sulaiman's wife. I wanna live together with my parent. Forever."

COIN, sumbangan yang menjadi simbol cinta buat Bilqis. Sama seperti kasus Prita bersama RS OMNI yang masih mengisi halaman-halaman di media. Bahkan, "Gerakan Coin A Chance" yang dimotori Nia Sudjarwo pun mendapat penghargaan 10 juta Rupiah dari NOKIA pada Pesta Blogger 2009.

Koin, menjadi simbol cinta. Kekuasaan. Disanalah keduanya bersanding. Megah.

ruang dan waktu

Hidupmu berjalan dalam putaran ruang dan waktu
Waktu melaju terus ke depan
tak pernah berhenti di tempat atau mundur ke belakang
peran dan artimu bagi kemanusiaan juga maknai dalam konteks demikian
Ketika pada satu momen, kau harus menjadi orang yang membantu langkah-langkah kaku
yang tersungkur bahkan nyaris di ambang kematian
maknailah, sedalam-dalamnya misi kemanusiaanmu
yang sebarkan damai, cinta dan kepercayaan pada siapa pun makhluk itu
Walau ketika langkah-langkah itu kembali dapat berjalan sempurna
bahkan lari segera ke depan,
meninggalkanmu, sendirian ...
Apatah lagi yang ingin diraih dalam kehidupan selain dapat berarti
"menghidupkan" alam
Alam milik Tuhan dengan tangan-tangan besarnya sering menyentuhmu
dengan tanda-tanda "keajaiban kecil"
Tak ada yang melemahkan asamu, barakan semangatmu pada jalan-jalan agung-Nya
Tetaplah semangat hingga batas nafasmu!

Sabtu, 30 Januari 2010

Let's Talk About Sri Mulyani

Melenggang santai, senyum tipis di bibir, tampak sedikit pucat. Sri Mulyani keluar dari Restoran Warung Daun, masuk ke dalam mobil sambil mengacungkan jempol. Mudah-mudahan demikian adanya pemandangan yang saya lihat di layar televisi.

Bahasa tubuh seorang Sri Mulyani tak bisa mengingkari bahwa ia sungguh tegang dalam situasi yang serba tak menentu. Di luar sana demonstrasi juga tak berhenti. Chaos.

Bahkan seperti yang saya kutip dari www.tvone.co.id, tangan Sri Mulyani yang banyak dibawah meja ternyata memegang tasbih. Disela-sela pertanyaan anggota pansus,Sri Mulyani menjawab sembari berdzikir dengan mengikuti putaran bola-bola tasbih.

Takutkah Sri Mulyani? Tegangkah dia? Sepertinya kita harus langsung bertanya pada Sri Mulyani. Apa yang dia rasakan saat itu? Adakah yang meng-sms Sri Mulyani saat itu untuk sekedar bertanya, "Ibu baik-baik saja?" Sayangnya Sri Mulyani hanya memegang tasbih, bukan segenggam handphone. Mungkin, sedikit sapaan itu akan sedikit menurunkan adrenalin seorang Sri Mulyani yang pasti naik dalam situasi RAPAT yang betul-betul PADAT.

Sri Mulyani, Menteri Keuangan Republik Indonesia Bersatu. Sebelumnya menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Sri Mulyani sebelumnya dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia. Ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura.Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008[2] dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.

Jumat, 22 Januari 2010

Century, Sebuah Teka-teki

Saya sempat membaca spanduk bertuliskan ini di depan Cibubur Junction, SBY : Usut sampai tuntas kasus Century. Mudah-mudahan begitulah maksudnya. Ada apa sebenarnya dengan Century?

Dalam kamus Inggris-Indonesia yang ditulis John M. Echols dan M. Shadily, kata century berasal dari kata cent yang dapat berarti ; abad, pusat,sentimeter,dan sen (merujuk pada uang).

"Drama" Century masih berlanjut hingga kini di layar kaca. Dari jantung Jakarta hingga pelosok desa, kita menyaksikan bagaimana perdebatan Century belum juga menemukan klimaksnya. Tadi malam, saya melihat tayangan, seorang nasabah yang membuang bundelan, entah itu apa. Sepertinya dia sudah kehilangan banyak dana. Ya, salah seorang nasabah Bank Century.

"Gimana gak marah, itu uang orang," begitu komentar ibu saya. Beliau juga sempat kehilangan uang yang ditanamkan di salah satu money changer di Jakarta. Uang yang nilainya 100 juta rupiah, belum jelas jejaknya bersama kasus pelarian dana oleh "orang dalam" money changer tersebut. Kakak ipar saya pun menjadi bagian dalam kisah itu. Dia ketiban capek dan pusingnya. Belum lagi uang untuk pengacara yang ikut mengusut penggelapan itu.

Saya kembali teringat akan dana yang juga sempat melayang ketika ikut menanamkan dana di PT. Monex Investindo. Tidak banyak mungkin jika dibandingkan dengan nilai Bank Century. Namun, itu tetaplah uang yang ikut berperan juga "mematikan" usaha yang baru dirintis. Usaha kecil-kecilan.

Jika tsunami di Aceh 2004 silam dianggap fenomenal dan terbesar dalam sejarah karena menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8 negara, maka kasus Bank Century juga menjadi fragmen terpanjang dalam seratus tahun zaman sejarah sebab tak juga menemukan anti klimaksnya.

Teka teki teka tekok, ayam mati pun ditokok ....

Selasa, 19 Januari 2010

"Barangkali Ini Hanya Takdir Sejarah Saja"

Namanya Fuad Mardhatillah. Panggil saja "Bang Fuad". Dilahirkan 49 tahun lalu di Banda Aceh. Pernah melewatkan pendidikan di Bandung, Banda Aceh hingga Canada. Sebagai seorang aktivis LSM dan pengajar Ilmu Filsafat di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Bang Fuad juga pernah memegang peranan penting pada masa Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh, after tsunami 2004. Tak heran, jika latar belakang dan pengalaman kerja yang banyak berhubungan dengan dunia pendidikan, telah menarik hati Kuntoro Mangkusubroto, Kepala BRR Aceh-Nias saat itu untuk menempatkan Bang Fuad pada posisi Deputi Agama dan Sosial Budaya Di BRR (Maret 2005 - Agustus 2006).

Saat ini selain masih "setia" mengajar di IAIN Ar Raniry Banda Aceh dan aktif di Aceh Institute, bersama-sama pemerintah daerah , Bang Fuad juga ikut membantu merancang program reformasi pendidikan Kabupaten Bireun. Walau Bang Fuad mengakuinya hanya sebagai takdir sejarah, namun kharisma seorang Fuad Mardhatillah telah menggerakkan tangan Pak Kun, begitu mantan Kepala BRR Aceh-Nias itu biasa disapa, menelpon langsung ayah dari empat anak ini dan memintanya memegang posisi "panas" di BRR 2005 silam.

Pertama saya mengenal Bang Fuad, dia selalu bergairah berbicara soal buku. Bahkan seperti yang diakuinya, pada masa BRR masih menjalankan tugas di Aceh, praktisi perbukuan Indonesia seperti Pak Hernowo dan intelektual muslim beken Jalaluddin Rahmat, adalah sebagian orang yang pernah diundang untuk mengisi Workshop penyusunan modul Sekolah Membaca-Menulis "Serampoe Teumuleh" yang dulu pernah diprakarsainya sewaktu di BRR (2007-2008).

"Saya juga membeli 15 judul buku karangan Bapak Hernowo yang berbicara tentang membaca dan menulis", akunya.

Hingga saat ini saya masih berdialog dengannya, Bang Fuad juga masih saja antusias untuk menerbitkan bukunya sendiri. Bukan sekedar kepuasan intelektual atau formalitas simbolik belaka, menuliskan banyak cerita dalam rekaman ingatan yang tersisa tentu warisan yang tak ternilai harganya. Insyaallah, jika tak ada aral, pada Maret 2010, bersama Ismet Fanany, seorang dosen di Deakin University Melbourne akan terbit sebuah buku berjudul "Post-Disaster Reconstruction".

Jangan lewatkan!

WE ACCEPT DINAR AS CURRENCY

"Mau dong CD-nya," begitu dua orang gadis cantik menghampiri stand saya ketika saya mengikuti Pasar Islam di MUI Depok.

"Waduh, gak dijual, Mbak,kalo di-copy boleh.Collected items, soalnya."
Seorang Bapak yang bekerja di salah satu BMT Depok pun mengatakan,"Kayaknya gak nemu lagi di pasaran."

"Iya atuh, soalnya saya gak beli di pasar, tapi di kios belakang Masjid Salman:)"
Berhubung istrinya mengelola salah satu TPA di daerah Gas Alam Depok, jadi jualah saya memberinya copy-an CD yang bertajuk "Khilafah Islam" itu.

CD bagus. Apa yang menarik dari sini?
"Kita baru buka butik kerudung di Parijs van Java Mall, apa yah yang menarik dari sini?"
"Bukankah sudah biasa di sebuah mall, di bagian depan pintu suka tertulis
We Accept VISA, MASTERCARD, AMEX etc?
Bukankah menjadi menarik jika WE ACCEPT DINAR DIRHAM, disematkan disana?
Sebab DINAR DIRHAM adalah CURRENCY. Tentu tak ada yang bisa dan mau menolaknya. Simple, bukan?

Senin, 18 Januari 2010

Masihkah Terorisme Melekat Pada Wajah Islam?

"Apa yang disebut jihad?"
Seorang yang mengaku Katolik bertanya pada saya. Pada sebuah event yang bertajuk Pasar Islam, tepat 1 Muharram 1431 H, di Gedung MUI Depok, Jl. Nusantara.
Pada saat itu, juga tengah terjadi diskusi publik soal Dinar dan kaitannya dengan Syariat Islam. Ada Zaim Saidi, disana, pimpinan Wakala Induk Nusantara yang bermarkas di Depok.

Bagaimana saya menjawabnya. Saya hanya ingat begini,
"Ketika kita bicara dinar, itulah jihad. Itulah keseriusan. Itulah Islam."

Tidak ada penolakan. Tidak ada pengingkaran. Itulah Islam.

Sehingga logikanya, jika terorisme dikaitkan dengan Islam, jelas ini sebuah pengingkaran. Pengkhianatan. Fitnah. Penyimpangan.

Tidak ada kata TIDAK. Apalagi NEHI. TUHAN tidak ada. Yang ADA hanyalah ALLAH. Pemilik Alam.

Apa Sih yang Diminta Seorang Wanita?

EGO

Ada yang bertanya padaku soal ego. Aku? That's ego!

Jumat, 15 Januari 2010

Who's Your Amr?

Ini pertanyaan sederhana. Bagi sebagian orang. Namun tidak untuk kebanyakan orang.Who's your amr?

Aha. Check out your dictionary!