site meter

Senin, 06 Desember 2010

N.I.C.E

Jika ada sesuatu yang membuatku ingin terus hidup, itu adalah dia.Dia yang biasa, tak tampak luar biasa dalam pandangan sebagian besar orang. Seseorang yang hilang, mengirimkan sebuah sinyal dan pesan padaku di suatu malam. Kebaikan hanya dapat dirasakan dalam hati. Ingin kutambahkan juga, mungkin sebuah ketulusan. Sayang, jika aku boleh menyebutnya dengan panggilan demikian. Selalu dan terus aku ingin memanggilmu dengan sebutan yang paling indah. Walau jauh terasa, luput dari pandangan, biarkan aku hidup dengan tetap memanggilmu panggilan tersayang. Entah darimana kuharus mengingat, bahwa kita begitu indah. Membuka album lama yang masih saja kusimpan.

Aku kembali meraba, dimanakah dia, sesuatu yang paling disayang. Jika aku dianggap gila, aku tak lagi hiraukan. Sebab mengingat dan tersenyum untuk satu ingatan adalah hal penting yang harus kulakukan saat ini. Sayang, aku masih ingin hidup jika DIA yang punya KUASA memberikan. Aku masih ingin tersenyum walau dengan keperihan. Masih bisa kutahan sebab kuyakin dia masih selalu ada. Walau jauh dari pandangan,sentuhan, dan rengkuhan, biarkan aku untuk bisa terus mengingat.

Biarkan dia menemaniku walau dalam buaian dan mimpi2 indah tetang manisnya kehidupan. Tentu aku tak sedang bernyanyi. Aku hanya sedang mengingat kembali, berucap syukur bahwa dia masih menyelipkan keindahannya buatku di sudut mata. Apatah yang membuatku bisa tertawa walau kerongkongan terasa tak enak dan lidah kelu tak terhingga.

Jika saja masih boleh dan diizinkan, biarkan aku menyimpannya dalam lembaran yang tak tampak oleh kebanyakan orang. Sadar atau tidak sadar, diakah Tuhan? Kekasih hatiku, pelipur lara?
Melalui diakah kau titipkan setitik darah dan sebotol O2 agar aku bisa terus bertahan? Aku tidak ingin lihat kematian ketika harus menemanimu berjalan melewati bangsal-bangsal. Sebab kau adalah cinta yang harus terus hidup dalam lorong-lorong waktu kehidupan. Aku semakin lelah, bahkan teramat penat. Mengingatmu adalah membiarkan kepalaku bersandar pada dadamu dan direngkuh oleh tangamu. Sesekali kita mainkan jari untuk berhitung. Sudah berapa lama kita tidak menikmati hari berdua saja? Sayang, sementara anak-anak juga berhitung dengan jari-jari tangan dan kaki mereka. Mereka mencari kita, bertanya, sedang apakah kita?

Sayang, titik air mata ingin kuseka dari pipimu dengan lembut. Aku sisipkan tissue di balik saku bajumu dan kusimpan dalam tas kecilku. Aku juga ingin kau selalu ingat untuk terus menyeka keringat jika kerja membuatmu teramat letih.

Sayang, masihkah kau ada dalam ingatanmu? Aku masih rindu padamu, selalu, entah sampai kapan. Jika aku ingin anak-anak di surga bersamaku, aku ingin kau pun ada disana. Surga rumah kita, dimana TUHAN membiarkan air sungai yang jernih, mengalir dengan tenangnya. Memberikan anak-anak susu yang segar dari tempat yang tidak membuat mereka kesakitan. Membiarkan buah dan sayur tumbuh dan hidup. Sayang, buah kukupas agar bisa dirimu makan dan nikmati kesegarannya. Sayur kuracik agar kau selalu makan dengannya. Aku ingin kau selalu sehat sebab kau masih selalu ingin aku hidup. Kau membiarkan ingatanku kembali pulih bahwa aku pernah hidup bersamamu pada suatu waktu yang aku tak jelas waktunya. Sayang,adakah dirimu yang pernah menyebutku dengan panggilan terbaik? Aku coba kembali buka telinga, membersihkannya.

Malam ini, aku coba kembali melihat wajahmu di masa lalu, merabanya. Adakah pandanganku semakin jelas? Aku sangat merindukanmu, walau dalam doa. Aku sayang kamu, selalu.

Patch Adams, Kenny G, dan Mimpi Seorang Dokter

How much your finger, Patch?
Robin Williams ditanya oleh dosennya ketika ia bermain dengan sangat baik dalam "Patch Adams". Apa yang Patch lihat? Empat jari tangannya perlahan menjadi delapan. Kaburkah penglihatan Patch? Buramkah pandangannya? Patch kecil sering ditinggal ayahnya yang seorang militer. Patch besar, tumbuh menjadi pria dewasa yang suka pada seorang gadis, satu kampus dengannya, juga calon dokter. Patch punya gaya sendiri ketika menjadi mahasiswa kedokteran bahkan ketika prosesi wisuda. Patch punya pendekatan sendiri ketika menghadapi pasien dewasa dan anak-anak. Memang cara-cara Patch tidak biasa, out of role. Bahkan membuat dosen dan para petinggi di fakultas kehabisan akal dan harus menahan amarah. Namun itulah Patch.

Walau dianggap sinting oleh sebagian orang, ia bisa menaklukkan hati seorang gadis cantik. Jika seorang gadis bisa jatuh hati, cara-cara Patch yang urakan ternyata juga bisa meluruhkan keangkuhan fakultas kedokteran untuk kemudian meluluskan Patch hingga menjadi seorang dokter. Patch tidak lagi bermimpi, ia sudah menjadi dokter. Anak seorang militer, kini menjadi dokter. Dialah Patch Adams.

Lalu bagaimana Robin Williams? Jika saya masih menyimpan Best of Kenny G, apakah yang Robin simpan? Adakah indahnya tiupan saxophone Kenny G menjadi koleksi Robin juga? I don't know, coz everyone have one. Like or dislike. It's depend on you. No one can disturb it. I just wanna give one message : hargailah tiap kesenangan. Bahkan untuk seorang anak-anak atau orang yang terlihat tidak rapi dan bersih dalam pandangan kebanyakan. Sadarkah anda, seorang anak yang disebut autis dan down syndrome? Jika mereka mau didekati dengan cara-cara psikologis dan paedagogis, mereka bisa menjadi anak-anak yang luar biasa. Juga untuk anak-anak yang terlampau kita khawatirkan pada masa kecinya hiperaktif. Jika tidak salah dan anda masih berkenan menyimaknya, saya mengutip kata-kata bagus dari sebuah catatan TIMELIFE.

Kuambil segumpal tanah liat
Kubentuk dengan kupijat-pijat
Sementara jariku menekan
terbentuklah yang kuingikan.
Kudatangi beberapa hari kemudian
tanah liat sudah membatu
bentuk buatan tanganku masih tampak jelas
... aku tak dapat lagi mengubahnya
lalu kuambil tanah liat bernyawa
sebuah hati bocah lembut dan peka
dari hari ke hari kubentuk dia
dengan segala kemampuan daya seni
Beberapa tahun kemudian
si bocah telah menjadi orang
sifat-sifat bentukanku masih tetap terlihat
... dan aku tak dapat lagi mengubahnya.

Believe urself!

SELF. What is it? is it same with EGO? Sigmund Freud bicara soal EGO. How about SELF? See ur body. Apa sajakah bagian2nya? Lalu dimana organ? SELF bicara tentang hal pribadi. SELF 2 SELF, its psiko concern. I love myself. Adakah itu cinta berlebih? berlebihan dalam mencinta, bisa menjadi EGO.
Ini sebuah kisah tentang seekor kucing bernama Mimi. Kucing yang selfish. Mimi yag selfish tidak mau berbagi. Punya makanan, ia makan sendiri. Ada bola, dia main sendiri. Teman-teman takut pada Mimi.Mereka pun meninggalkan Mimi. Mimi sendiri. Lama sendiri, Mimi sedih. Tak enak makan snediri, sebab perut Mimi punya batasnya. Main bola? Tak bisa sendiri. Mimi pun mencari teman-temannya. Mimi tak ingin lagi menjadi kucing yang selfish. Bagaimana teman-teman Mimi? Walau Mimi selfish, teman-teman masih sayang Mimi. Mimi punya banyak makanan, teman-teman ingin coba rasa makanan Mimi. Mimi punya bola, teman-teman ingin main bola bersama Mimi. Sekarang, Mimi sudah bisa berbagi. Tapi Mimi tetap menjadi kucing yang selfish. Ya, Mimi, the Selfish Kitten.

Kopi Pagi-nya Pak MOKO

Sekarang era-nya Tifatul Sembiring. Ia memimpin Depkominfo, yang dulu namanya dikenal dengan Deppen. Bagaimana masa orba? Masa kepemimpinan (alm) Presiden Soeharto, posisi yang dipegang Pak TS, dijabat oleh HARMOKO. Kita panggil saja, Pak MOKO ya? Masa itu, nama tersebut suka dipelesetkan menjadi hari-hari omong kosong. Entah darimana datangnya, hanya yang jelas, tanpa Pak MOKO, orde baru tidak rame.

Selidik punya selisik, ternyata pak MOKO suka nulis juga di HU Pos Kota. Saya diingatkan kembali tentang bagaimana saktinya Pak MOKO oleh seseorang yang membawa tabloid gratis di sebuah angkot ketika hendak menuju Kampung Melayu, Jaktim. Sang pembawa tabloid mungkin seorang wartawan juga di Pos Kota. Tabloid itu gratis,entah dicetak berapa eksemplar. Isinya? informasi mengenai sekolah gratis di Sumatera Selatan. Kami ngalor ngidul, mulai dari sekolah gratis, SBY, hingga kopi paginya Pak MOKO.

"Pak MOKO masih ada."
"Wah, apa iya?"
"Ya iyalah, masa enggak."

Entahlah. Hanya sang pembawa tabloid bilang, Pos Kota masih ada. Pak MOKO pasti sekarang usianya sudah tua. Wong, masa orba aja, saya masih muda, Pak MOKO sudah tua, lebih tua dari saya. Masa orba, Pak MOKO udah jadi menteri,saya belum juga UMPTN. Masa Pak MOKO lengser, saya baru jadi mahasiswa tingkat II. Abis Pak MOKO terbitlah Pak Yoenoes Yosfiah, masa Pak Habibie, media massa banyak sekali. Gak ada lagi hari-hari omong kosong, yang ada keran kebebasan pers yang dibuka Pak Habibie menjadi pekerjaan baru departemen baru. Pak MOKO? Semoga pak MOKO masih ada walau tak ada lagi ruang untuknya di Pos Kota.

SELAMAT PAGI, PAK MOKO!