site meter

Selasa, 31 Agustus 2010

Khitan untuk Anak-anak, awalnya belajar thaharah!

(bukan cyberporn)

Khitan, di Indonesia biasa disebut sunat. Kalo khitanan dilakukan rame-rame, maka disebutlah sunatan massal. Kalo sunatnya sendirian sih kagak rame. Biasanya anak kecil akan nangis abis disunat, sakit soalnya, berdarah lagi. Normallah anak-anak nangis kalo kesakitan. Namanya juga anak kecil. Anakku yang laki-laki juga nangis abis dikhitan waktu dia berusia sekitar 3 tahun. Saat itu khitannya menggunakan metode electric cauter/ lazer yang ditangani seorang dokter yang memang mengambil spesialisasi dalam soal ini. Tidak seperti khitanan yang dilakukan secara
tradisonal setelah dikhitan biasanya pake sarung. Kalo metode khitan dengan electric cauter/ lazer, setelah khitan dilakukan dianjurkan untuk menggunakan celana burung. Celana yang bagian depannya didesain agak longgar sehingga tidak menyentuh kulit anak yang masih luka abis dikhitan. Habib juga menggunakan celana ini lepas dikhitan hanya entah kenapa dia lebih suka gak mau pake celana. Mungkin lebih adem kali ya, berangin-angin.

Dari tulisan ringan dr. Donny Sulifan tentang khitan, saya meringkaskannya kembali untuk anda. Sejarah khitan sudah dimulai sejak zaman Nabi Ibrahim AS dimana beliau diperintahkan Allah SWT untuk mengkhitan dirinya sendiri. Sejak saat itulah berkhitan menjadi sesuatu yang sangat dianjurkan atau wajib bagi ajaran Islam, Nasrani, dan Yahudi. Bagi Islam, ini menyangkut pada masalah thaharah (bersuci).Dalam prakteknya, khitan memiliki beberapa metode, yaitu ; tradisional, konvensional, dan modern, electric cauter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar