site meter

Senin, 08 Februari 2010

ASHURA

Yose Rizal! Apa hubunganmu dengan pahlawan Philipina itu? Namakah yang kebetulan sama atau orangtuamu yang sengaja memberikan nama itu agar kau seperkasa Jose Rizal, Philipino itu?

Yose, kita pernah kenal masa kuliah dulu. Namun maafkan aku tak tau banyak dirimu. Jurusan kita berbeda, Se! Facebook kembali mempertemukan kita. Sore Sabtu, aku online disana, mengetikkan cinta dubidubidam di status updatesku. Kau menyapaku, "Sudah membaca buku Ayu Utami terbaru?"

"Ah, tentu belum Yose. Buku yang lamanya saja belum pernah kulahap apalagi yang terbaru. Apa kau mau menghadiahkan buku itu untukku agar segera kubaca dan kuposting untuk PenaPensil?

Yose, kita berjanji hari Minggu, pukul 1 siang di Jalan Jaksa, Jakarta untuk bicara soal PenaPensil. Kupikir nyambunglah karena ternyata kau membuka taman bacaan Ashura di gerbang Unpad Jatinangor, tempat kuliah kita dulu. Aku berangkat pagi dari Bandung menuju gambir.
"Naik bajaj aja ke Jalan Jaksa," katamu. Sekitar jam 12 siang KA tiba digambir. Belum telat. Aku memilih naik ojeg, hanya 15 ribu.
"Kau tau Jakarta?"
"Masih di Indonesia, kan?" jawabku.
"Lo kasih gw alamat, biar gw cari."

Yose, betul katamu, Jalan Jaksa tak terlalu jauh dari Gambir. Namun tak terlalu tepat karena bisalah dihitung berapa bule yang mondar-mandir disana. Countable, you know! Jam 1 kau tak datang, aku masih berharap kau selamat dan baik-baik saja. Menunggumu di Evita Cafe dan Resto, memesan sepiring roti bakar berisi keju. Yah, gw terpaksa jadi bule juga siang itu. Makan roti!

Bukan untuk sekedar berhemat karena ongkos semakin tipis, namun rasanya perutku memang sudah terlalu gendut untuk terlalu banyak menikmati makanan enak.

Jarum terus berjalan. Kau belum datang juga, Se. Apa aku yang tak jelas lagi dengan tampangmu. Soalnya sudah lama sekali, Bung! Untuk mengusir kekesalan dan kekhawatiran, aku pun terpaksa makan bakso, nimbrung dengan anak-anak muda, gadis-gadis ceria yang lagi praktek bahasa Inggris dan wawancara. Seorang bule keren asal Malaysia menjadi sasaran mereka.
"Ih, kok cakep, sih?"
Hhmmm. Orang cakep kok ya ditanya-tanya? Ada-ada saja.

Yose, kesabaranku habis juga. Rasanya Jakarta sudah terlalu panas buatku. Jam 14.30 kau tak muncul juga. Aku mondar-mandir mancari-cari tempat makan yang mungkin enak buat berteduh. Kucoba kontak teman-teman lama kita. Namun tak ada yang jelas info yang kudapat, Se. Hanya mereka-reka termasuk soal Ashura.

Aku mencari Ashura hari ini, tanggal 8 Februari 2010. Naik Damri dari depan Gasibu menuju Jatinangor. Persis seperti zaman kuliah dulu. Masih kunikmati indahnya silhoutte Manglayang. Segar. Unpad terlihat lebih rapi sekarang. Namun, sayang, waktuku tak cukup banyak untuk menyapa dosen-dosen dan menyambangi sekretariat dJatinangor, markas pers Mahasiswa. Walau kuingin. Itu tempat favorit sekaligus rumah menyenangkan masa muda dulu. Semoga nafas itu masih ada disana sampai sekarang. Ashura! Tepat seperti katamu, ada di gerbang Unpad, sisi kanan jika masuk dari Jalan Raya Bandung-Sumedang. Taman bacaan Komik.
"Pak Yose di Jakarta. Ini ada nomer telpon istrinya."

Ok, Yose ... kita belum dipertemukan di Jakarta bahkan di Jatinangor, tempat dimana kau "menanamkan" bisnismu. Hamun, aku akan coba mengontakmu walau lewat istrimu. untuk sekedar bertanya, "Are you fine? How about PenaPensil?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar