site meter

Jumat, 12 Juni 2009

habib sayang ...


Horison, 19 Maret 2003

Habib sayang …
Aku harus bikin kartu kata buatmu
15 kata di atas karton duplex, ukuran 60×15 cm dengan spidol merah
abib, ummi, ayah, nenek, kakek, nimam, kibap, emak, sepeda, sepatu, ayam, kucing, mandi, makan, sholat
Sehari cukup tiga kali, terus-menerus
Lalu tambah 20 kata, 30, 50, 100, hingga ribuan kata …
hingga kuantarkan ke dunia buku dan baca ….

Habib sayang …
Setelahnya ‘kan kuberi pita
dibungkus kertas kado, bergambarkan hati dan buku-buku
kuhadiahkan tepat pada hari pernikahanmu kelak
sesuatu yang telah mengantarkanmu ke masa depan

Habib sayang ….
Jika saja tak ada malas
sejak 12 hari umurmu di rahimku
aku sudah merutinkan baca dan ngaji
mengajakmu rutin ke toko buku, perpustakaan bahkan saban hari menulis
bercerita tentang warna, binatang, negara-negara dan apapun tentang dunia
juga tentang Tuhan, sesuatu yang tak tampak di matamu

Habib sayang …
Jika saja tak ada malas,
Uang sudah “terbuang” untuk buku-buku yang sudah memenuhi lemari
di ruang tengah kita ….
dengan teks-teks Indonesia, Inggris, Arab, Jerman, Perancis, Padang, Sunda, jawa, Aceh , …… entah apa lagi
untuk segala jenis permainan yang mengasah pengetahuan dan keterampilan
juga pemahaman akan nilai-nilai

Habib sayang ….
Jika saja tak ada malas,
Tentu saat ini lafal kata-katamu sudah lebih jelas dan banyak
Buku-buku kecil dengan teks dan gambar sederhana
mungkin akan kau “lahap” dengan senangnya
Bukan malah menggigitnya dengan gigi yang baru tumbuh enam
lalu mengunyahnya sambil cengar-cengir jika tingkah itu ketahuan

Habib sayang ….
Untung saja malas tak terus bersemayam
Walau menyesal, syukur belum terlambat
Aku tak ingin kau kirimi surat,
“Mengapa Ummi asyik membaca dan menulis sendiri ?,
Bukankah dengan berbagi, ummi banyak menemukan inspirasi ?”

Habib sayang ….
Ummi berjanji mulai hari ini, tidak esok atau lusa
Tak ada kata sibuk atau tak sempat
Untuk semua yang (tak) terlambat
Membaca dan menulis kata-kata ….

1 komentar: